STUDI KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN WORKSHOP LOKOMOTIF PT INDUSTRI KERETA API (INKA)

PT Industri Kereta Api atau disingkat PT INKA adalah satu-satunya perusahaan. Perusahaan yang bergerak di bidang industri perkeretaapian di Indonesia.  Hingga   tahun 2009, sekitar 98 persen pesanan komponen kereta api dan non kereta api ke PT Industri Kereta Api atau PT INKA masih didominasi dalam negeri, khususnya Departemen Perhubungan dan PT Kereta Api. Sementara itu, hanya sekitar 2 persen sisanya yang diekspor.  Selama tahun 2008, PT INKA mengalami peningkatan pendapatan sebesar 30 persen dari tahun 2007. Pendapatan PT INKA hingga akhir 2008 sebesar Rp 538,95 miliar. Krisis keuangan global ternyata tak menyurutkan bisnis perkeretaapian. Hal ini terbukti dari naiknya nilai proyek tahun 2009 sebesar 30 persen. Tahun 2008 pendapatan PT INKA Rp 538,95 miliar dan tahun 2009 naik hingga Rp 716 miliar. Sementara itu, laba yang mampu dihasilkan PT INKA selama tahun 2008 sebesar Rp 28 miliar atau naik sekitar 44 pesen dibandingkan target awal pencapaian laba sebesar Rp 19,4 miliar (pusakamitrajasa ,19/01/2009).

Perkembangan lima tahun terakhir menunjukkan bahwa PT INKA telah mampu memenangkan tender pengadaan sarana transportasi kereta api di beberapa negara, mengalahkan  negara-negara produsen kereta api lainnya. Fakta ini menunjukkan adanya peluang PT INKA untuk memperluas pemasaran ke wilayah Asia.  Berdasarkan hasil penelitian Schuchman (2009), Secara umum pasar lokomotif dunia tidak tumbuh hingga 2012. Pada saat yang sama pasar dan pemasok lokomotif di Asia akan mengalami kenaikan yang signifikan karena di Asia, ada kecenderungan kebijakan pemerintah yang menyediakan dana untuk pengembangan lokomotif sebagai sarana penyedia jasa angkutan bagi masyarakat.  Asia secara keseluruhan berinvestasi sebesar 2,2 milyar (euro) per tahun pada pengadaan lokomotif baru.  Hingga tahun 2014, pasar lokomotif asia tumbuh 2,2% pertahun untuk lokomotif diesel serta 6,6% untuk lokomotif listrik.

Pertengahan tahun 2010, Kementerian Perhubungan menghimbau agar PT INKA melakukan aliansi dengan perusahaan Bombardier untuk memproduksi lokomotif diesel. Bombardier sendiri merupakan pemenang tender pengadaan 10 set komponen Kereta Rel Listrik (KRL) senilai 32 juta euro atau sekitar Rp390 miliar, yang didanai oleh KFW Banking Group Germany. Himbauan ini ditindaklanjuti dengan   penandatanganan nota kesepahaman untuk kerjasama pengembangan teknologi lokomotif diesel di Indonesia, pada tanggal 1 Juni 2010.  Selain itu, PT INKA dan Bombardier juga mengerjakan pengadaan lokomotif listrik untuk transportasi Jabotabek.

Kerjasama PT INKA – Bombardier ini akan diteruskan dengan memproduksi lokomotif untuk pasar asia. Untuk mengetahui apakah proyek ini layak dilaksanakan, perlu diadakan studi kelayakan proyek produksi lokomotif untuk pasar Asia.

 

  1. A.   Tujuan
  2. Menganalisis penilaian investasi pendirian Workshop Lokomotif pada PT. INKA Madiun sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan.
  3. Menganalisis risiko untuk menghindari keterlanjuran pengeluaran modal yang besar jika ternyata pendirian Workshop Lokomotif pada PT. INKA Madiun tidak menguntungkan.
  4. Mengidentifikasi persoalan-persoalan yang mungkin timbul sehubungan dengan rencana pendirian  Workshop Lokomotif pada PT. INKA Madiun.
Untuk mendapatkan hasil penelitian ini dapat di unduh di Studi kelayakan bisnis INKA_Workshop Lokomotif